13 Februari 2008

KEBAHAGIAAN ORANG YANG PERCAYA KEPADA TUHAN

Ringkasan Khotbah minggu 3 Febuari 2008
"KEBAHAGIAAN ORANG YANG PERCAYA KEPADA TUHAN"
Ayat pokok : Mazmur 40:5
Oleh : Bpk. Pdt. R. Tim. Kastanya

“Berbahagialah orang, yang menaruh kepercayaannya pada TUHAN, yang tidak berpaling kepada orang-orang yang angkuh, atau kepada orang-orang yang telah menyimpang kepada kebohongan!”

-Mazmur 40 : 5-

Setiap orang pasti ingin berbahagia, beruntung dan berhasil. Berbahagia, beruntung dan berhasil semuanya tercakup dalam kata Tuhan Yesus memberkati. Bila kita mengucapkan ”Tuhan Yesus memberkati engkau” sama dengan kita memberkati seseorang agar orang tersebut berbahagia, beruntung dan berhasil.

Seringkali di tengah-tengah kegagalan, orang sering mengambil sikap dan berkata ”Saya kecewa terhadap Tuhan”. Sikap ini akan membuat jarak antara orang tersebut dengan Tuhan.

Kebahagiaan itu perlu dipertahankan dengan cara :

1. Amsal 10 : 22, ”Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.” Berjerih payah dalam bekerja tidaklah salah, tetapi orang seringkali diperbudak oleh pekerjaan, sampai lupa siapakah yang menjadi sumber berkat itu sendiri. Kita harus menyadari usaha jerih payah kita akan sia-sia bila Tuhan tidak memberkati kita. Kunci berkat ada di tangan Tuhan.

2. Bilangan 6 : 24, ”TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau”. Ucapan berkat ini merupakan perintah Tuhan terhadap hamba-hambanya atau para pemimpin sidang jemaat untuk menyalurkan berkat dari Tuhan melalui doa.. Ucapan berkat ini diucapkan dalam doa berkat. Oleh karena itu ikutilah ibadah dari doa awal sampai doa akhir yang disertai dengan doa berkat.

Banyak orang tidak tahu sumber berkat sehingga lari kepada tukang ramal, dukun, dll. Mungkin saja usaha tersebut dapat berhasil namun keberhasilan tersebut bersifat hanya sementara. Alkitab menanggapi hal tersebut dalam I Samuel 28 : 16Lalu berbicaralah Samuel: "Mengapa engkau bertanya kepadaku, padahal TUHAN telah undur dari padamu dan telah menjadi musuhmu?” yang berarti bila kita berani berkompromi dengan hal-hal seperti itu maka Tuhan akan menjadi musuh kita.

Kebahagiaan, keberhasilan dan keberuntungan juga bukan terletak pada kekuatan, kesehatan, materi, dan peninggalan orang tua kita karena semua itu sewaktu-waktu dapat lenyap (bersifat sementara juga).

Sebagai ilustrasi: ada seekor burung hinggap pada satu ranting yang melekat pada dahan yang lapuk, dan burung tersebut berkicau. Kemudian datang angin, namun burung tersebut tetap berkicau. Tiupan angin semakin bertambah keras hingga ranting tersebut patah. Burung tersebut tidak jatuh karena burung tersebut mempunyai sayap dan dapat terbang. Pada saa terbang, burung tersebut tetap berkicau.

Kesimpulan dari ilustrasi tersebut: itulah berkat bila dari Tuhan. Meskipun ada ada angin, meskipun dahan tempat bertengger patah, kita akan masih dapat tetap bernyanyi. Kedua sayap burung dalam ilustrasi di atas berbicara tentang:

1. Firman Allah

Ada iman pengetahuan dimana pengetahuan Alkitab hanya sebatas pengetahuan saja bukan sebagai pegangan hidup. Orang mencari Firman sebanyak-banyaknya tapi tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, padahal sebanyak yang ia tahu sebanyak itu juga ia dituntut. Kalau kita tidak melakukan Firman maka kita bersalah pada Tuhan yang memiliki Firman itu.

2. Roh Kudus.

Kita juga harus dipenuhi dengan Roh Kudus agar dapat terbang dalam walaupun ada angin. Agar dapat dipenuhi Roh Kudus maka kita harus minta kepada Tuhan (Matius 7 : 9 - 11). Bila kita sudah dipenuhi Roh Kudus jangan merasa puas tapi harus terus diperbaharui.

Dalam II Timotius 3 : 1, ”Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar” dikatakan bahwa pada sekarang-sekarang ini puting beliung akan sering terjadi. Namun kebahagian, keberhasilan dan keberuntungan masih dapat dipertahankan sebab berkat dari Tuhan itu tergantung dari iman kita kepada Tuhan. Iman datang dari mendengar Firman Allah.

Dalam Matius 13 diceritakan tentang pertumbuhan gandum (dalam bahasa Yunani ”Siton”) dan lalang (dalam bahasa Yunani ”Zizania”) yang bersamaan (1:1). Seringkali pertumbuhan iman dengan hal dunia juga bersamaan. Kalau lalang dan gandum tumbuh bersamaan maka lalang akan menggencet gandum hingga lama-lama gandum akan mati

Kalau lalang sampai masuk dalam kehidupan kita akan membuat benih Firman Allah tergencet sehingga muncul persungutan dan kemalasan yang akan membuat kita semakin jauh dari Tuhan (sesuai dengan keinginan si iblis). Anak-anak Tuhan yang kalah disebabkan karena tidak hidup dengan Firman Allah dan Roh Kudus. Firman Allah dan Roh Kudus bisa membaca situasi dan kondisi yang ada, kemudian memberkati kita sedemikian rupa sehingga membuat kita hidup berkemenangan, hidup berbahagia, dsb.

Hati Allah terhadap anak-anakNya tergambarkan dalam Ulangan 30 : 9. Tuhan akan bergirang bila kita berhasil, berbahagia, beruntung, dsb. Oleh karena itu kita jangan sampai dikelabui oleh tipu muslihat iblis dengan cara kita meminta kepada Tuhan, supaya pikiran kita tetap tertuju pada hal-hal di atas (sorgawi/rohani), bukan yang dibawah langit (hal duniawi). Biarlah kita senantiasa hidup dengan Firman dan Roh Kudus, sehingga kita dapat terus berharap dan bersandar kepada Sang Sumber berkat itu yaitu Tuhan Yesus Kristus.

Tuhan Yesus kristus memberkati kita semua!

07 Februari 2008

KEPADA SIAPA KITA PERCAYA?

Ringkasan Khotbah Minggu, 27 Januari 2008
KEPADA SIAPA KITA PERCAYA?
Pembicara : Pdt. Fenny Maluw
Ayat pokok : II Timotius 1 : 11 - 14

Untuk Injil inilah aku telah ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan sebagai guru. Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan. Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus. Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.” Ayat pokok tersebut berbicara tentang ucapan syukur dan nasehat untuk bertekun yang akan membuat kita semakin mengerti bahwa kita hidup di akhir zaman yang semakin penuh dengan tantangan dan masalah.

Kadangkala kita tidak peka terhadap suara Tuhan sehingga membatasi kemampuan kita untuk mengikuti rencana Tuhan dalam hidup kita karena kita mengandalkan cara berpikir kita sendiri yang tidak sesuai dengan janji-janji Firman Tuhan. Bila kita ada kemauan namun kita merasa tidak mampu melakasanakan apa yang Tuhan rencanakan, maka Tuhan akan memberikan kemampuan kepada kita.

Pada ayat 11 Paulus sebagai pemberita, rasul, dan guru yang berarti Paulus sebagai sebagai penabur benih kehidupan, penyiram pertumbuhan rohani dan yang mengajar lebih dalam lagi tentang kebenaran Firman Allah. Benih kehidupan sudah ditabur dalam kehidupan kita, kemudian dipelihara oleh Firman Allah yang diberitakan oleh hamba Tuhan, kemudian kita menberitakan kepada orang lain.

Pada ayat 12 berkata bahwa kita harus mempertahankan ajaran yang sehat yang diberitakan pada kita walaupun harus dibayar dengan harga yang mahal. Paulus tidak mengeluh karena Paulus tahu kepada siapa dia percaya dan Paulus yakin Tuhan yang dia percaya adalah Allah yang berkuasa.

Dalam II Kor 4 : 3 - 6, Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah…”. Ini menjelaskan mengapa kita harus mempertahankan iman kepada siapa kita percaya, karena jelas bahwa dalam Injil yang diberitakan, kita akan dapat melihat cahaya kemuliaan Kristus.

Lawan kata ”kepada siapa aku percaya” adalah “hanya percaya kepada diriku”. Seperti dalam Yesaya 64 : 6, itulah keadaan kita sebenarnya, namun kita bersyukur bahwa kita tidak lagi hidup menjadi musuh Allah karena kenajisan kita, karena kita sudah tidak memakai kebenaran kita sendiri tapi kebenaran Firman Allah.

Harta dalam II Kor 4 : 7, ”Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.” adalah Tuhan, Roh Kudus bahkan Yesus sendiri merupakan pemberian Allah.

II Kor 4 : 8 - 10,Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.” menjelaskan jika kita tahu dengan benar bahwa hanya kepada Yesuslah kita percaya dan Yesus sudah menjadi bagian dari hidup kita berarti ada penyangkalan diri yang merupakan proses supaya dalam kehidupan kita Yesus menjadi nyata.

Semoga kemuliaan cahaya itu makin nyata dalam hidup kita sehingga saat Yesus datang kembali akan berkata ”Inilah anak-Ku yang Kukasihi, kepadanyalah Aku berkenan.”

Tuhan Yesus Kristus memberkati sekalian, Amin!