07 Februari 2008

KEPADA SIAPA KITA PERCAYA?

Ringkasan Khotbah Minggu, 27 Januari 2008
KEPADA SIAPA KITA PERCAYA?
Pembicara : Pdt. Fenny Maluw
Ayat pokok : II Timotius 1 : 11 - 14

Untuk Injil inilah aku telah ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan sebagai guru. Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan. Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus. Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.” Ayat pokok tersebut berbicara tentang ucapan syukur dan nasehat untuk bertekun yang akan membuat kita semakin mengerti bahwa kita hidup di akhir zaman yang semakin penuh dengan tantangan dan masalah.

Kadangkala kita tidak peka terhadap suara Tuhan sehingga membatasi kemampuan kita untuk mengikuti rencana Tuhan dalam hidup kita karena kita mengandalkan cara berpikir kita sendiri yang tidak sesuai dengan janji-janji Firman Tuhan. Bila kita ada kemauan namun kita merasa tidak mampu melakasanakan apa yang Tuhan rencanakan, maka Tuhan akan memberikan kemampuan kepada kita.

Pada ayat 11 Paulus sebagai pemberita, rasul, dan guru yang berarti Paulus sebagai sebagai penabur benih kehidupan, penyiram pertumbuhan rohani dan yang mengajar lebih dalam lagi tentang kebenaran Firman Allah. Benih kehidupan sudah ditabur dalam kehidupan kita, kemudian dipelihara oleh Firman Allah yang diberitakan oleh hamba Tuhan, kemudian kita menberitakan kepada orang lain.

Pada ayat 12 berkata bahwa kita harus mempertahankan ajaran yang sehat yang diberitakan pada kita walaupun harus dibayar dengan harga yang mahal. Paulus tidak mengeluh karena Paulus tahu kepada siapa dia percaya dan Paulus yakin Tuhan yang dia percaya adalah Allah yang berkuasa.

Dalam II Kor 4 : 3 - 6, Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah…”. Ini menjelaskan mengapa kita harus mempertahankan iman kepada siapa kita percaya, karena jelas bahwa dalam Injil yang diberitakan, kita akan dapat melihat cahaya kemuliaan Kristus.

Lawan kata ”kepada siapa aku percaya” adalah “hanya percaya kepada diriku”. Seperti dalam Yesaya 64 : 6, itulah keadaan kita sebenarnya, namun kita bersyukur bahwa kita tidak lagi hidup menjadi musuh Allah karena kenajisan kita, karena kita sudah tidak memakai kebenaran kita sendiri tapi kebenaran Firman Allah.

Harta dalam II Kor 4 : 7, ”Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.” adalah Tuhan, Roh Kudus bahkan Yesus sendiri merupakan pemberian Allah.

II Kor 4 : 8 - 10,Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.” menjelaskan jika kita tahu dengan benar bahwa hanya kepada Yesuslah kita percaya dan Yesus sudah menjadi bagian dari hidup kita berarti ada penyangkalan diri yang merupakan proses supaya dalam kehidupan kita Yesus menjadi nyata.

Semoga kemuliaan cahaya itu makin nyata dalam hidup kita sehingga saat Yesus datang kembali akan berkata ”Inilah anak-Ku yang Kukasihi, kepadanyalah Aku berkenan.”

Tuhan Yesus Kristus memberkati sekalian, Amin!

Tidak ada komentar: