13 Juli 2008

MAU DIDIDIK MAKA MENJADI PENDIDIK YANG BAIK

Ringkasan Khotbah Raya [Minggu, 13 Juli 2008]
“MAU DIDIDIK MAKA MENJADI PENDIDIK YANG BAIK”
Ayat pokok : Ulangan 6 : 6 - 9
Pembicara : Pdt. R. Timotius Kastanya

Pendidikan iman anak-anak adalah tanggung jawab setiap orang tua. Dalam mendidik iman anak-anak, orang tua tidak dapat menyerahkan perkembangan iman anak-anak itu sepenuhnya ke gereja, kepada Hamba- hamba Tuhan atau kepada Lembaga pendidikan.

Dalam ayat pokok, ada 2 metode mendidik iman anak-anak yaitu:

1. Secara audio (ayat 7)

yaitu dengan cara mengajar secara berulang-ulang pada waktu duduk di rumah, sedang dalam perjalanan, pada waktu berbaring, dan bangun. Tanggung jawab pendidik adalah mendidik secara berulang-ulang karena apabila diajarkan secara berulang-ulang akan dapat lebih mudah dicerna dan diserap. Contoh bahan yang diajarkan kepada anak-anak adalah misalnya urutan cara berdoa yang baik

2. Secara visual (ayat 8-9)

yaitu dengan memberikan menjadi teladan atau contoh yang baik, orang tua menjadi surat yang terbuka sebagai pelaku Firman Tuhan.

Pada pintu-pintu rumah di Israel biasanya ada gulungan taurat. Apabila orang ingin masuk rumah, maka orang tersebut akan memegang taurat tersebut. Selain yang ditaruh di pintu masuk, ada juga yang diikat dilengan. Dengan seringnya mereka melihat taurat, maka akan dapat mengingatkan mereka untuk selalu ingat taurat.

Moral anak di masa depan sangatlah bergantung pada sikap orang tua dalam mendidik anak-anak. Beberapa ayat yang menyatakan bahwa anak perlu dididik adalah dalam Amsal 29 : 17, Amsal 13 : 24, dan Amsal 19 : 18. Pendidikan iman anak dimulai sejak anak tersebut masih dalam kandungan. Orang tua yang sehat rohaninya akan mengajarkan anak tersebut dari dalam kandungan. Cara mendidik anak sejak ia dalam kandungan adalah misalnya saat mengandung orang tua terbiasa berdoa. Anak yang dididik imannya, kelak akan menjadi mahkota kesukaan bagi orang tuanya.

Suatu contoh dalam Alkitab dimana orang tersebut kurang pendidikan iman sejak kecil adalah seorang raja Yehuda bernama Yoyakim bin Yosia, dalam Yeremia 36. Ayah Yoyakim adalah Yosia. Yosia adalah seorang yang takut akan Allah dan dia juga yang membangkitkan kembali bagaimana cara menyembah Allah Yehova. Namun Yoyakim melakukan perbuatan yang tidak berkenan di hati Allah yaitu mengoyak dengan pisau dan membakar kitab gulungan. Kitab gulungan itu ditulis berdasarkan perkataan Tuhan melalui nabi Yeremia. Kitab gulungan itu dibuat untuk diperdengarkan kepada kaum Yehuda agar kaum Yehuda mau bertobat sehingga Tuhan dapat mengampuni kesalahan dan dosa mereka.

Ada beberapa sebab yang dapat menyebabkan Yoyakim mempunyai karakter seperti itu, antara lain:

1. Karena Yosia terlalu sibuk saat ia menjadi seorang raja sehingga Yosia mengabaikan pendidikan iman Yoyakim.

Kita sebagai orang tua harus mempunyai waktu untuk keluarga yang telah Tuhan percayakan kepada kita.

2. Faktor lingkungan istana

Kadang-kadang ruang lingkup kita membentuk agar kita berubah. Diperlukan iman yang kuat seperti Daniel, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego untuk menolak itu.

3. Karena pergaulan

Kita akan menjadi orang yang sama dengan komunitas dimana kita berada. Kita harus memiliki pergaulan dengan orang-orang yang sehat rohaninya, supaya kita juga terdorong memiliki perbuatan yang baik.

Dalam I Korintus 15 : 33 dikatakan bahwa pergaulan yang buruk dapat merusak kebiasaan kita yang baik.

Kita mungkin juga seringkali seperti Yoyakim, melakukan penolakan secara halus terhadap Firman Tuhan. Misalnya menolak dengan intelektual kita, kita membenarkan pendapat kita yang kadang bertolak belakang dengan Firman Tuhan. Banyak hal dalam Firman Tuhan yang tidak dapat kita mengerti dengan hanya mengandalkan intelektual kita.

Akibat yang akan diterima oleh orang yang melakukan penolakan terhadap Firman Tuhan seperti Yoyakim adalah :

1. Yeremia 36 : 30 – 31, ”Sebab itu beginilah firman TUHAN tentang Yoyakim, raja Yehuda: Ia tidak akan mempunyai keturunan yang akan duduk di atas takhta Daud, dan mayatnya akan tercampak, sehingga kena panas di waktu siang dan kena dingin di waktu malam. Aku akan menghukum dia, keturunannya, dan hamba-hambanya karena kesalahan mereka; Aku akan mendatangkan atas mereka, atas segala penduduk Yerusalem dan atas orang Yehuda segenap malapetaka yang Kuancamkan kepada mereka, yang mereka tidak mau mendengarnya."

Firman Tuhan adalah perisai dan perlindungan bagi orang yang mendengar dan melakukannya. Jika kita tidak melakukan Firman Tuhan, berarti kita keluar dari perlindungan Allah, dimana iblis akan mudah menyerang kita dengan berbagai macam pencobaan yang menjatuhkan kita.

Tetapi Jika kita mau merenungkan Firman Tuhan (segala perintah dan kehendakNya)dan melakukannya, maka kita disebut sebagai orang yang berbahagia yang akan menerima segala sesuatu yang baik dari Tuhan.

2. Yakobus 1 : 25, ”Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.”

Bertumbuhlah menjadi anak Tuhan yang mau dididik oleh Firman Tuhan, mau melakukan Firman Tuhan sehingga kita pun dapat menjadi Teladan bagi banyak orang disekitar kita.

Tidak ada komentar: