26 September 2009

HATI YANG MENGAMPUNI


Ringkasan Khotbah Ibadah Perjamuan Kudus [Minggu, 7 September 2008]
“HATI YANG MENGAMPUNI”
Oleh : Pdt. R. Timotius Kastanya
Ayat pokok : Lukas 23 : 33

Dalam ayat pokok tersebut memperlihatkan bagaimana Allah yang dalam rupa manusia yaitu di dalam Yesus yang turun ke dunia, mengajarkan cara untuk mengampuni orang yang menganiaya-Nya. Mengampuni itu tidak mudah, namun itu yang Tuhan Yesus minta dari kita sebagai anak-anakNya.
Mengampuni dalam bahasa Ibrani adalah:
1.      Kapar = menutupi atau menyembunyikan
Mengampuni adalah menutupi atau menyembunyikan pembalasan yang akan ditimpakan kepada orang yang bersalah. Sebenarnya orang yang bersalah itu pantas untuk menerima pembalasan, namun kita sebagai anak-anak Tuhan dituntut untuk dapat menyembunyikan pembalasan itu.
2.      Nasa = membawa dan membuang jauh-jauh
Mengampuni adalah membawa dan membuang jauh-jauh kesalahan dari orang berdosa itu termasuk rasa benci yang akan muncul terhadap orang yang bersalah itu.
3.      Salah = memaafkan
Mengampuni adalah memaafkan dan membebaskan orang yang bersalah dari tuntutan.
Mengampuni dalam bahasa Yunani adalah:
1.      Charzomai =  penuh belas kasihan
Mengampuni harus didasari oleh suatu sikap yang penuh belas kasihan.
2.      Aphiemi = membuang atau mengirimkan jauh-jauh
3.      Aphesis = pembebasan
Memberikan pembebasan dari hutang, hukuman, tuntutan dan pembalasan kepada orang yang bersalah itu.
Pengampunan mempunyai beberapa makna antara lain:
1.      Pengampunan adalah suatu kebutuhan (Mat 6:12)
dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami”.
Di kolong langit ini tidak ada yang tidak bersalah. Orang yang bersalah membutuhkan pengampunan, sehingga sebenarnya setiap orang itu pasti membutuhkan pengampunan. Dalam Matius 6 : 12, salah satu permintaan dalam doa Bapa Kami adalah memohon pengampunan. Yesus mengajarkan bahwa pengampunan itu adalah suatu kebutuhan dan itu harus diminta.
2.      Pengampunan adalah suatu pernyataan kasih lebih dari sekedar tuntutan hukum (Matius 5 : 38 - 48)
Hukum Taurat yang diberikan kepada bangsa Israel mengajarkan kalau suatu kejahatan harus dibalas dengan kejahatan juga. Hal ini berbeda dengan hukum kasih yang diajarkan Yesus kepada pengikut - pengikutnya kalau suatu kesalahan atau kejahatan harus dibalas dengan kasih.
3.      Pengampunan adalah suatu gaya hidup (Matius 18 : 21 - 22)
Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.”
Dalam kehidupan orang Yahudi, suatu pengampunan itu dapat diberikan maksimal 3 kali. Petrus merasa bangga karena ia memberikan pengampunan sampai 7 kali, namun Yesus menjawab bahwa pengampunan itu harus diberikan sebanyak tujuh puluh kali tujuh kali yang artinya adalah pengampunan diberikan berkali-kali dan sebanyak-banyaknya tanpa merasa bosan. Gaya hidup kekristenan harus mempunyai karakter pengampunan yang tanpa pernah bosan ini.
4.      Pengampunan adalah suatu kewajiban (Lukas 17 : 3 - 4)
“Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia.”
Dalam ayat tersebut sudah jelas tertulis bahwa kita harus mengampuni orang yang bersalah kepada kita
Disaat kita mengampuni kesalahan orang lain, belas kasihan Allah akan tercurah untuk kita dan dosa kita juga diampuni. Di saat itulah kita akan memperoleh damai sejahtera yang hilang saat kita memendam kebencian terhadap orang yang bersalah kepada kita.
Dalam mengampuni, ada beberapa kesalahan yang umumnya terjadi, seperti:
1.      Mengampuni bukanlah usaha untuk melupakan
Bila kita mengampuni dengan cara melupakan maka mengampuni akan sulit dilakukan oleh orang yang mempunyai daya ingat yang kuat. Mengampuni itu seharusnya adalah membebaskan dan bukan hanya sekedar melupakannya.
2.      Mengampuni dengan tidak tulus
Pengampunan yang harus kita berikan adalah pengampunan yang sejati. Pengampunan yang sejati adalah pengampunan dengan tidak melihat berapa besar dan berapa banyak kesalahan namun melihat tujuan akhir pengampunan yaitu pemulihan.
3.      Cara meminta maaf yang salah
Saat kita meminta maaf, kita harus meminta maaf dengan hati yang tulus dan cara yang benar. Kita harus berlapang dada dan berani mengakui kesalahan kita dan tidak menunjuk kesalahan orang lain.
Mengampuni itu bukanlah hal yang mudah, namun kita akan dapat dengan mudah melakukannya bila kita mempunyai:
1.       Ketetapan hati (Efesus 4 : 32, Lukas 23 : 34, Matius 18 : 35)
2.       Pengorbanan (Roma 12 : 17 - 21)
3.       Ketekunan (Kolose 3 : 13 - 14)
Milikilah Kasih Agape yang Tuhan miliki, yang akan Tuhan berikan kepada orang percaya yang memiliki hati yang tulus, maka kita akan dimampukan untuk melakukan seluruh kehendak Tuhan, termasuk dalam hal mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Tuhan Yesus Kristus akan memberkati orang-orang yang mau hidup berdamai dengan Tuhan, diri sendiri dan dengan orang lain. Amin

Tidak ada komentar: