24 September 2009

WALKING WITH GOD [BERJALAN BERSAMA DENGAN TUHAN]


Ringkasan Khotbah Ibadah Umum 1 [Minggu, 31 Agustus 2008]
“WALKING WITH GOD [BERJALAN BERSAMA DENGAN TUHAN]”
Oleh : Pdm. Jefta Kastanya
Ayat Pokok : Keluaran 33 : 15

Keluaran 33 : 15, kisah ini menceritakan bagaimana Musa tidak ingin menggantikan Allah yang menyertai Musa dan bangsa Israel di Padang Gurun dengan yang lain. Kenapa Musa berkata demikian? Keluaran 33 : 1 - 2, Tuhan akan memerintahkan malaikatnya untuk memimpin Musa dan bangsa Israel, tetapi Musa meminta Tuhan sendiri yang memimpinnya dan bangsanya. Kenapa Musa hanya inginkan Tuhan?
Yesaya 64 : 1, Ada pertolongan, ada kemenangan, ada hal-hal yang luar biasa terjadi.
Bicara tentang berjalan dengan Tuhan adalah bicara tentang :
1.       Tuhan sendiri yang akan memimpin kehidupan kita.
2.       Tuhan sendiri yang akan membimbing langkah hidup kita.
3.       Tuhan sendiri yang menopang hidup kita.
4.       Tuhan sendiri yang akan mengarahkan bagaimana hidup kita seharusnya.
Perhatikan bagaimana gembala menggembalakan domba atau ternaknya. Terkadang seorang gembala harus berdiri di depan, domba-dombanya mengikuti dari belakang. Pada kesempatan lain gembala menggiring domba-domba dari belakang. Jika ada domba yang mulai salah arah ataupun keluar dari kelompoknya, maka gembala menggunakan tongkatnya untuk menarik domba tersebut. Bahkan ketika domba itu mulai “nakal” gembala tidak segan-segan memukul domba itu dengan tongkatnya. Tuhan adalah gembala kita yang Agung, Ia akan berperan sebagai gembala untuk menuntun kita kepada jalan yang benar.
Demikian seorang ayah mempunyai peran memimpin, membimbing, mendorong, menggendong. Seperti halnya peran seorang gembala atau seorang Ayah, demikian pula Tuhan kepada kita orang percaya sebagai pembimbing anak-anakNya.
Sekarang bagaimana sikap kita sebagai anak-anak Tuhan atau sebagai domba-dombaNya yang akan dipimpin olehNya? Tentunya kita harus memiliki respon yang baik kepada Tuhan.
Ada beberapa hal yang harus kita lakukan, didalam kitab Amsal 3 : 5 - 6, Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.”
Ada 3 hal yang harus kita lakukan :
1.      Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu.
Didalam kita beriman ada unsur percaya didalamnya. Iman (pistis) dalam Alkitab Perjanjian Lama berarti : percaya, bergantung pada, taat-setia.
Jika kita meragukan Tuhan dan Firman-Nya berarti kita kurang percaya kepada Tuhan. Percaya yang Tuhan inginkan dari kita adalah percaya secara bulat / penuh / 100%. Dalam Matius 14 : 28 - 31, bagaimana Petrus percaya penuh kepada Yesus sehingga ia dapat berjalan di atas air. Tetapi tidak lama kemudian ia mulai tenggelam, karena ia mulai “merasa” ada tiupan angin. Perasaan kita seringkali mempengaruhi percaya kita kepada Tuhan, sehingga kita dapat saja ragu kepada Allah dan mengakibatkan iman kita mulai tenggelam. Percaya itu bukan berdasarkan perasaan, tetapi tetap taat kepada apa yang Allah kehendaki, walaupun keadaan tidak mendukung.
Di dalam kitab Yeremia 17 : 7 - 8, Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.“
Jika kita percaya kepada Tuhan berarti mengandalkan Tuhan dalam segala hal, sehingga kehidupan kita diberkati oleh Tuhan.
2.      Jangan bersandar pada pengertian manusia.
Pertama berbicara tentang perasaan, kemudian Petrus “berpikir” habislah aku…! Pengertian dalam terjemahan lain ditulis dengan “intelligent” (kepandaian). Seperti Petrus terkadang kita memakai pikiran / kepandaian  kita dalam menghadapi masalah, itu tanda bahwa kita mulai mengandalkan kekuatan manusia yang terbatas.
Apa yang Alkitab katakan tentang orang mengandalkan manusia dengan kekuatannya? Yeremia 17 : 5 - 6, “Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.”
Orang yang mengandalkan kekuatan / pikiran manusia, Firman Tuhan katakan adalah terkutuk. Kutukan itu terjadi ketika manusia keluar dari kehendak dan jalanNya Allah, itu sama saja berarti manusia keluar dari batasan / pagar yang Tuhan telah buat, keluar dari kasih karunia.
Yesaya 55 : 8 - 9, rancangan manusia sangat jauh berbeda dengan rancangan yang Tuhan buat. Ingat kisah Naomi? Ketika Elimelekh dan Naomi keluar dari rencana Allah? Mereka berpikir hidup mereka akan lebih baik jika mereka keluar dari Betlehem, mereka coba menetap di tanah Moab, tetapi akhirnya Elimelekh dan kedua anak laki-lakinya mati di Moab.
Ada suatu peristiwa besar yang tercatat dalam sejarah, pada tanggal 14-15 April 1912 dimana sebuah kapal besar buatan manusia yang begitu besar, mewah, dan di klaim sanggup menghadapi kondisi laut yang terburuk sekalipun bernama Titanic yang merupakan kebanggaan dunia khususnya Inggris pada saat itu, menabrak sebuah gunung es di laut Atlantik utara. Diperkirakan jumlah penumpang saat itu 1500-2200 orang, yang selamat cuma beberapa persen saja.
Bandingkan dengan Nuh yang amatiran tetapi bersandar kepada Kuasa Allah, mengikuti perintah Allah, maka ketika badai itu menghantam, Nuh dalam naungan kuasa Allah. Ketika bah dan badai itu selesai Nuh menikmati Pelangi pertolongan Tuhan yang sangat indah. Yeremia 29 : 11, rancangan Tuhan damai sejahtera dan masa depan penuh harapan.
3.      Akuilah Dia dalam segala lakumu / ingat selalu akan Tuhan dalam sesuatu yang kita buat (Yesus yang selalu dekat di hati kita)
Apakah arti dari mengakui Tuhan?
-          Boleh membuat rencana tapi kita harus libatkan Tuhan dalam setiap rencana kita. Filipi 4 : 6, sampaikan dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
Biarkan Tuhan yang membimbing kita, jangan membuat keputusan tanpa bertanya lebih dahulu kepada Tuhan.
-          “Akui” disini (acknowledge) dalam bahasa Ibrani ditulis YADA sama artinya dengan bersetubuh dalam hubungan suami istri. Dalam Kejadian 4 : 1, knew ditulis dalam bahasa Inggris yang artinya mengenal dengan sungguh-sungguh sebagai bagian dari hidup seseorang. Mengenal seseorang dalam arti mengerti pribadi seseorang dengan segala apa yang ada dalam pribadinya.
Kenalilah Yesus kita dengan sungguh berikut dengan cara kerjaNya yang luar biasa. Sehingga kita mengenal bagaimana cara Allah yang penuh kasih membimbing kita.
Apa hasilnya jika kita melakukan ketiga hal tersebut diatas ? Hasilnya adalah “DIA AKAN MELURUSKAN JALAN KITA” (Amsal 3 : 6), dalam alkitab bahasa sehari-hari dituliskan Tuhan akan menunjukkan cara hidup yang baik. Matius 11 : 29 - 30, Yesus membimbing kita dengan perintah-perintah yang ditulis di dalam Alkitab yaitu Firman-Nya, Dia akan mengarahkan kita kepada cara hidup yang baik dan diberkati. Secara harafiah kuk adalah kerangka kayu yang menghubungkan 2 ekor binatang (biasanya lembu jantan). Memakai kuk dapat berarti tunduknya / takluknya seorang pribadi kepada pribadi yang lain.
Dengan tunduknya kita terhadap Firman Tuhan (taat=pistis=iman) itu berarti kita mau dibimbing / kita berjalan bersama-sama dengan Tuhan, maka kita pasti mengalami seluruh berkat dan pertolongan Tuhan! Amin.

Tidak ada komentar: