20 September 2009

MENJADI PENGIKUT YESUS YANG SESUNGGUHNYA


Ringkasan Khotbah Ibadah I Minggu, 17 Agustus 2008
“MENJADI PENGIKUT YESUS YANG SESUNGGUHNYA”
Oleh : Pdt. R. Timotius Kastanya
Ayat Pokok : Lukas 9 : 23

Setiap orang yang menjadi pengikut Yesus harus melalui proses pemuridan, dimana ia harus menjadi murid yang mau hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Seseorang dapat saja dikatakan sebagai pengikut Yesus karena “ikut- ikutan” bukan didasari oleh kesungguhan ingin menjadi murid Yesus, yang mau melakukan seluruh kehendak Yesus. Pemuridan adalah suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan orang percaya, untuk dapat menjadi murid Yesus, ada 3 hal dalam Lukas 9 : 23 yang harus dimliki orang percaya :
1.       Menyangkal diri
Menyangkal diri berati melepaskan atau tidak mempergunakan hak yang seharusnya ia dapat pergunakan. Jika kita masih menuntut apa yang menjadi hak kita, kita akan sulit mengikuti apa yang menjadi kehendak Tuhan bagi hidup kita, sehingga kita tidak dapat melihat hal-hal yang terbaik yang Tuhan sedang kerjakan. Melepaskan apa yang menjadi hak kita, tanda kita mengasihi Tuhan dan berati kita juga mengizinkan Tuhan bekerja leluasa dalam proses membentuk hidup kita. Markus 10 : 29 - 30, penyangkalan diri sangat diinginkan Tuhan.
2.       Memikul Salib
Memikul salib artinya mulai menanggung beban yang tidak enak (Bertentangan dengan prinsip menyenangkan secara daging). Hal memikul salib adalah sebagai konsekuensi yang harus dilakukan, ketika kita melepaskan apa yang seharusnya menjadi hak kita. Dengan kata lain, kita akan masuk dalam proses memikul salib, jika kita sudah melalui proses penyangkalan diri terlebih dahulu. Ketika kita belum menerima Yesus, kita mungkin selalu berada dalam posisi yang selalu enak secara daging. Tetapi ketika kita menerima Yesus, kita akan memasuki posisi yang tidak enak. Mungkin kita akan mengalami tekanan dari lingkungan, diusir dari rumah, tidak diakui sebagai keluarga. Jika kita mau menyangkal diri dan memilkul salib, berarti kita bukanlah pengikut yang hanya “ikut-ikutan” saja, tetapi yang sungguh- sungguh mau mengikut Yesus.
Filipi 1 : 29, “Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia” dan Roma 8 : 17, “Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.”
Jika kita berada dalam posisi yang “tidak enak”, janganlah sekalipun kita bersungut-sungut, jangan patah semangat, milikilah pandangan jauh kedepan dengan iman karena semuanya terjadi untuk membentuk kita menjadi pengikut Yesus yang akhirnya dipermuliakan. Menderita karena kebenaran adalah suatu bagian yang harus kita alami, sehingga kita akan menerima janji- janji Tuhan.
3.       Mengikut Yesus
Mengikut Yesus adalah mau mengikuti, mentaati seluruh apa yang menjadi kehendak Tuhan dengan hati yang sungguh-sungguh, tidak ada argumen, bantahan, dlsb. Mengikut Yesus berarti kita tidak lagi menuruti kehendak kita sendiri, segala keinginan kita diserahkan kepada kehendak Tuhan.
Jika kita tidak sanggup melalui 3 kategori, proses yang harus kita lakukan, maka kehidupan rohani kita akan tertatih-tatih dan mengalami jatuh bangun terus menerus.

Ada beberapa contoh tokoh dalam Alkitab yang mau melakukan ketiga proses yang telah disebut diatas, diantaranya yaitu :
-          Matius sebagai pemungut cukai yang biasanya memungut cukai rakyat, dia langsung mengikut Yesus meninggalkan apa yang sedang dikerjakannya. Matius menjdi murid Yesus yang setia.
-          Abraham. Ketika Abraham dipanggil keluar dari Ur-Kasdim, ia dan sara istrinya sudah lanjut umurnya, tetapi ia taat mengikuti kehendak Allah, bahkan ketika Allah meminta Abraham untuk mempersembahkan Ishak anak tunggalnya, ia rela mau mengorbankan anaknya bagi Tuhan. Sehingga ia dan keluarga bahkan keturunannya diberkati Tuhan.
-          Ester. Ketika Ester terpilih menjadi ratu raja Persia, ia berada dalam posisi yang tidak enak dimana etnisnya yaitu suku Yahudi akan dibinasakan. Mengetahui rencana kerajaan, Ester tidak tinggal diam dalam keadaannya yang saat itu sebagai ratu. Ia berjuang menyelamatkan bangsanya (Ester 4 : 16). Ia rela melepaskan hak enaknya sebagai ratu dengan rela mati mengahadap raja pada waktu yang belum ditetapkan raja. Sebelum ia menghadap raja ia menyangkal diri, berpuasa bersama-sama dengan bangsanya, agar Tuhan memberi jalan bagi rencananya untuk menyelamatkan bangsanya. Pada akhirnya Ester dan bangsanya luput dari ancaman kebinasaan, hak hidup Ester diperpanjang oleh Tuhan.

Kita bisa lihat dari tokoh-tokoh Alkitab di atas, kalau kita mau melalui ketiga persyaratan untuk menjadi pengikut Yesus, yaitu menyangkal diri, memikul salib, dan mau mengikut kehendak Yesus, maka Tuhan menyediakan upah, janji- janji Allah bagi pengikutNya akan kita terima. Allah yang berjanji adalah Allah yang setia, yang selalu menepati janji-janjiNya. Tentunya janji-janji itu dapat kita terima jika kita mau mengalami ketiga proses pemuridan tersebut. Jika kita mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh, pasti kita mempunyai hati yang rela untuk melakukan segala apa yang Tuhan kehendaki, yang tentunya untuk kebaikan kita, dan keselamatan hidup kita. Tuhan Yesus memberkati kita yang mau menjadi pengikutnya yang setia!

Tidak ada komentar: