08 November 2009

AKIBAT YANG TERJADI JIKA KITA TIDAK MENGAMPUNI

Ringkasan Khotbah Ibadah Umum I (Minggu, 21 September 2008)
“AKIBAT YANG TERJADI JIKA KITA TIDAK MENGAMPUNI”
Pembicara : Bpk. Pdt. R. Timotius Kastanya
Ayat Pokok : Matius 18 : 35

Minggu lalu telah dibahas tentang arti mengampuni dari berbagai bahasa, makna mengampuni dan kesalahan yang umumnya terjadi saat kita mengampuni seseorang. Mengampuni dituntut oleh Yesus kepada anak-anakNya. Akibat yang akan kita terima bila kita tidak mau untuk mengampuni orang yang bersalah kepada kita adalah:
1.      Penderitaan secara mental dan rohani (II Samuel 13)
Balas dendam! Itu adalah buah yang dihasilkan jika orang tersebut tidak mengampuni orang yang melakukan kesalahan. Alkitab juga menuliskan bahwa Absalom mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan karena balas dendam tersebut dengan membunuh Amnon kemudian Absalom  melarikan diri selama 3 tahun. Pengalaman ini mempunyai dampak kepada orang-orang sekitarnya dimana Daud menjadi sedih karena kejadian ini.
2.      Keadaan akan semakin memburuk (II Korintus 2 : 7)
Keadaan yang semakin buruk bukan hanya kepada pihak yang (seharusnya) mengampuni tetapi kepada pihak yang diampuni juga. Ketika pengampunan tidak diberikan, pribadi yang seharusnya menerima pengampunan akan mengalami pengalaman kesedihan yang berlarut bahkan dapat mengalami keputusasaan, Alkitab katakan.
3.      Akan membuat orang semakin tidak dewasa (Yohanes 8 : 7, dan 9)
Ketidakdewasaan atau sifat kekanak-kanakan merupakan ciri pribadi yang  tidak memberikan pengampunan. Seperti yang dialami oleh orang-orang yang ingin melempari wanita yang kedapatan berzinah dengan batu. Tetapi dengan sebuah kalimat yang Yesus katakan, mereka yang berniat melempar mulai undur satu-persatu dimulai dari yang tertua (yaitu mereka yang merasa yang paling benar dan yang paling tahu segalanya).

Agar kita dapat mudah mengampuni orang lain, maka ada langkah-langkah yang harus kita ambil pada saat kita akan mengampuni orang lain. Langkah-langkah tersebut antara lain:
1.      Menyadari bahwa pengampunan merupakan sebuah pilihan.
Mengampuni adalah sebuah pilihan. Dan ini adalah pilihan yang mendewasakan pribadi yang memberi pengampunan dan memberi kesempatan yang diampuni untuk berubah.
2.      Menyadari bahwa mengampuni adalah syarat agar kita diampuni oleh Bapa (Matius 18 : 23 - 25).
Alkitab tegaskan gan mengampuni orang lain berarti kita menghargai pengampunan yang Tuhan berikan.
3.      Menyadari bahwa kita sudah menerima kelimpahan ampunan dari Bapa (Matius 5 : 8, Kolose 3 : 13).
Setiap saat manusia dapat berbuat kesalahan dan merugikan orang lain dan pada saat kita memita pengampunan dari Bapa di Sorga dengan sungguh, disaat itulah Bapa disorga mengampuni kita. Dan melalui pengorbanan-Nya di salib menjadi bukti bahwa kita menerima kelimpahan  ampunan. 
4.      Menyadari bahwa orang yang melukai anda mempunyai kebutuhan yang lebih besar lagi untuk mendapat kasih dan pengampunan dari Allah.
Ini adalah suatu sikap yang dewasa ketika kita sadar bahwa orang yang melukai kita adalah pribadi yang benar-benar memerlukan kasih dan pengampunan dari Bapa di Sorga.
5.      Mengucap syukur atas berkat yang pernah diterima melalui orang yang telah melukai hati anda (2 Korintus 7 : 15).
Dengan mengucap syukur Tuhan memberikan kekuatan bagi pribadi yang memberikan pengampunan
6.      Meminta kepada Tuhan untuk membuka kesempatan bagi kita agar dapat menyatakan kasih kita kepada orang tersebut (1 Petrus 4 : 8).
Kasih adalah dasar dari pengampunan kita. Tuhan akan memberi kemampuan kepada kita untuk kita menyatakan kasih kepada mereka yang kita beri pengampunan.
7.      Berdoa bagi orang itu (Matius 5 : 44).
Bukan suatu hal yang mudah, tetapi Yesus sendiri mengatakan untuk mencintai musuh-musuh kita dan mendoakan orang yang menganiayai kita.... sanggupkah kita..? SANGGUP..! Mampukah kita..? MAMPU..! Kalau Yesus katakan, Yesus pula yang memberikan kesanggupan dan kemampuan  kepada kita untuk melakukannya. Amin

Tidak ada komentar: