27 April 2008

KEHENDAK ALLAH

Ringkasan Khotbah Umum Raya [Minggu, 30 Maret 2008]
“KEHENDAK ALLAH”
Ayat Pokok : Matius 7 : 21 – 23
Pembicara :
Pdt. R. Timotius Kastanya


Yesus memperkenalkan perbedaan antara orang Kristen yang hanya pandai berteori dengan orang Kristen yang benar-benar melakukan Firman Allah. Dalam ayat pokok tersebut Yesus mengusir 2 kelompok orang yaitu:

1. Kelompok orang yang telah berseru Yesus adalah Tuhan. Dalam hal ini berarti mereka telah mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan. Untuk mengakui Yesus sebagai nabi tidaklah sukar. Hampir seluruh orang di dunia ini mengakui Yesus adalah nabi. Namun sulit bagi sebagian orang untuk mengakui Yesus sebagai Tuhan sebab mereka mempunyai Tuhan sendiri.

2. Kelompok orang yang sudah dapat dikatakan sebagai pelayan-pelayan Tuhan. Mereka telah bernubuat, mengusir setan, dan melakukan mujizat dengan memakai nama Tuhan.

Sekalipun orang-orang tersebut sudah mengenal Yesus, mengakui Yesus sebagai Tuhan bahkan sebagai pelayan-pelayan Tuhan, namun Tuhan mengusir mereka dengan kata ”Enyahlah”. Dalam bahasa Inggris kata enyahlah, menggunakan kata lawlessness yang berarti orang-orang yang tidak peduli hukum. Kata itu dalam II Tesalonika 2 : 9 dipakai untuk iblis / antek-antek Antikris. Hal ini berarti Yesus mengusir orang-orang tersebut selayaknya mengusir iblis / antek-antek Antikris atau dapat juga dikatakan mereka dianggap sebagai pengikut iblis.

Mereka diusir karena mereka tidak melakukan kehendak Bapa. Kehendak Bapa itu lebih dari segalanya (lebih dari melakukan mujizat, lebih dari bernubuat dan lebih dari sekadar mengusir setan). Bila kita melakukan apa yang Bapa kehendaki berarti kita telah melakukan hal yang paling dapat menyenangkan hati Bapa. Menyenangkan hati Bapa itu harus kita jadikan sebagai hal yang paling penting dalam kehidupan kita, apalagi kita telah hidup di akhir zaman.

Yesus sendiri telah memberikan contoh bahwa Ia melakukan kehendak Bapa. Contoh itu Ia berikan ketika Ia berdoa di Taman Getsemani. Merupakan hal yang berat bagi Yesus menghadapi cawan anggur yang dihadapannya, namun Ia menyerahkan kembali segala sesuatunya sesuai dengan kehendak Bapa.

Dalam Matius 7 : 24 - 27 terdapat kelompok yang mendengar perkataan Allah. Kelompok tersebut dinamakan sebagai kelompok orang-orang yang bijaksana. Dalam ayat tersebut dikatakan bahwa hujan, badai, dan banjir akan dialami oleh setiap orang baik orang yang mendengar perkataan Allah maupun orang yang tidak mendengar perkataan Allah. Letak perbedaannya adalah ketika hujan, badai, dan banjir dialami oleh orang yang mendengar perkataan Allah, jaminan pemeliharaan Tuhan juga dialami oleh orang-orang tersebut. Karena Tuhan sudah menjamin akan memelihara kita maka kita tidak usah takut dan berusaha mencari tahu apa yang akan terjadi agar kita bisa bersiap-siap menghindarinya, namun yang lebih penting adalah kita menanamkan dalam diri kita agar kita selalu rindu melakukan kehendak Bapa.

Dalam Yohanes 15 : 9 - 12, dikatakan bahwa saling mengasihi adalah salah satu keinginan Bapa yang harus kita perbuat.

Kehendak Allah ada dalam Firman Allah. Setiap Minggu saat kita mendengar Firman Allah akan membuat kita semakin mengenal kehendak Allah. Kita harus melakukan semua kehendak Allah dan jangan dipilih-pilih, misalnya kita hanya melakukan kehendak Bapa yang sesuai dengan kemampuan dan keinginan kita saja.

Dalam Wahyu 3 : 7 - 8, 10 adalah contoh jemaat yang melakukan kehendak Allah. Dalam ayat tersebut 2 kali penulis Kitab Wahyu menuliskan ”engkau menuruti Firman-Ku”. Ada 2 berkat yang diperoleh jemaat Filadelfia karena melakukan kehendak Allah, yaitu:

1. Aku menyediakan pintu yang terbuka.

Bila Allah sudah membuka jalan maka tidak akan ada yang dapat menutup/menghalangi jalan itu sehingga kehidupan mereka akan senantiasa lancar.

2. Pada hari pencobaan, yang akan datang atas seluruh dunia, Allah melidungi mereka.

Saat ini bila kita mengalami bencana, kita mungkin masih akan dapat bantuan dari orang atau bangsa lain. Namun saat pencobaan datang atas seluruh dunia, maka yang akan menolong kita adalah Allah sendiri.

Contoh orang yang melakukan kehendak Allah ada dalam Kejadian 26. Dalam ayat tersebut, Allah menyuruh Ishak untuk tinggal di Gerar. Ishak taat dan melakukan kehendak Allah. Walaupun Ishak tinggal dan menabur di suatu tempat yang tidak menjanjikan (dari sudut pandang manusia), namun Ishak mendapat hasil seratus kali lipat dan menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya. Apa yang kelihatan mustahil bagi manusia namun bagi Allah tidaklah mustahil. Tuhan Yesus Memberkati sekalian!

Tidak ada komentar: