29 Juni 2008

IMAN YANG BERBEDA [THE DIFFERENT FAITH]

Ringkasan Khotbah Umum I [Minggu, 22 Juni 2008]
“IMAN YANG BERBEDA [THE DIFFERENT FAITH]”
Pembicara : Pdt. Sammy Palit (Garut)
Ayat pokok : Ibrani 11 : 1

Iman itu bersifat universal, yaitu tidak hanya dimiliki oleh nabi, rasul, atau hamba Tuhan saja, tetapi dapat pula dimiliki oleh semua anak Tuhan. Iman yang hidup adalah iman yang progresif, yaitu iman yang terus meningkat dan maju. Iman harus senantiasa diperbaharui, bila iman kita statis tidak ada perubahan berarti iman kita telah mati. Iman yang kita miliki itu akan memberikan kepada kita ketenangan dan keberanian.

Iman yang berbeda berarti:

1. Iman yang berani melawan arus

Ketika Yesus dihadapkan pada seorang buta, orang-orang bertanya kepada Yesus alasan mengapa orang tersebut buta. Apakah karena dosa yang diperbuatnya atau karena dosa yang diperbuat oleh orang tuanya. Bagi orang Israel pada masa itu, cacat yang dialami oleh seseorang disebabkan oleh kutuk atau dosa yang besar. Pandangan Yesus tidaklah sama dengan masyarakat saat itu. Yesus melihat dari sisi yang berbeda. Menurut pandangan Yesus, pada orang yang cacat itu ada sebuah kesempatan untuk menyatakan kemuliaan Allah.

Ketika semua orang menyatakan hal yang sama, maka orang yang beriman akan berani melawan arus dan menyatakan hal yang berbeda. Contoh dalam Alkitab adalah Yusuf dan Yakub. Ketika 11 saudara Yusuf, menyatakan hal yang berbeda, Yusuf dapat tetap berkomitmen. Contoh yang lain adalah Daud. Ketika semua prajurit Israel tidak berani maju dan lebih memilih bersembunyi, justru Daud berani maju.

Iman yang berbeda adalah iman yang memiliki kekuatan untuk meraih hal yang lebih besar, sebab iman yang berbeda, mampu memberikan suatu terobosan. Ketika kita mengikuti arus, maka biasanya semua akan baik dan aman, namun kehidupan kita tidak akan meningkat / berkembang. Bila kita memiliki iman yang kecil, maka motivasi kita juga kecil. Ketika hidup kita biasa-biasa saja, pandangan kita terhadap masa depan pun biasa-biasa saja, maka potensi yang kita keluarkan juga akan biasa-biasa saja

Janganlah takut untuk memiliki iman yang besar, sebab kita juga memiliki Tuhan yang besar. Tuhan sanggup menyatakan semua iman kita. Iman mampu melihat pada hal-hal yang tidak nampak, iman mampu percaya pada hal-hal yang tidak masuk akal dan iman mampu menerima ha-hal yang mustahil. Tidak ada yang mustahil bagi orang-orang yang beriman kepada Yesus, sebab kita beriman bukan pada hal-hal yang terbatas tapi kita beriman pada sesuatu yang tidak terbatas.

2. Iman yang berani mengubah

Orang yang beriman mampu mengubah hidupnya secara pribadi, lingkungannya, bangsa dan negaranya. Iman artinya “mengubah”. Orang yang beriman adalah orang yang mampu mengubah orang lain dan lingkungannya menjadi lebih baik melalui dirinya. Penginjilan yang efektif adalah kita menunjukkan kebaikan kita pada orang lain sehingga dapat menjadi teladan untuk dapat mengubah orang itu. Pada saat Yusuf masuk ke rumah Potifar, maka ada perubahan dalam rumah Potifar. Begitupun saat Yusuf masuk penjara dan menjadi orang nomor 2 di Israel maka ada perubahan dalam penjara dan Mesir. Iman adalah kekuatan yang mampu mengubah siapapun.

3. Iman yang berani melakukan sesuatu

Kedua belas rasul Yesus (tidak termasuk Yudas) semuanya mengalami mati sahid kecuali Yohanes. Yohanes pernah dimasukkan dalam minyak panas, namun ternyata Yohanes tidak mati. Akhirnya Yohanes dibuang ke pulau Patmos. Orang yang dibuang ke pulau Patmos cenderung lebih baik memilih menunggu kematian, sebab pulau Patmos cenderung identik dengan penderitaan, kesepian, keputus-asaan, dan tekanan. Tetapi ketika Yohanes berada di pulau Patmos, Yohanes melakukan hal yang berbeda. Yohanes tidak diam sambil menunggu kematiannya, namun ia malah mendapat penglihatan dari Tuhan sehingga ia menulis kitab Wahyu. Kitab Wahyu adalah kitab yang berisi masa depan gereja.

Tidak ada alasan bagi orang Kristen untuk tidak melakukan sesuatu sekalipun ia berada dalam keadaan kesepian dan keputusasaan. Iman yang benar adalah iman yang mampu melakukan sesuatu, apalagi bila kita hidup dalam kelimpahan berkat-berkat Tuhan. Iman berarti transformator (pengubah). “Pulau Patmos” tidak boleh mengekang kita untuk tidak berbuat apa-apa untuk Tuhan. Dimanapun kita berada, kita harus berbuat sesuatu untuk Tuhan karena saat kita diam dan pasrah, saat itulah iman kita mati.

Terkadang kita merasa tidak berdaya dan tidak mampu melakukan hal apapun dan sekecil apapun apalagi untuk memiliki iman yang besar dan mengubah orang lain. Kita tidak boleh membangun iman kita diatas perasaan atau pun pikiran kita, namun kita harus membangun iman kita diatas Firman Tuhan. Seperti orang bijaksana yang mendirikan rumahnya di atas batu, maka rumahnya tetap berdiri kokoh walaupun datang hujan dan banjir. Penuhlah dengan Firman Tuhan, maka kita akan memiliki iman. Iman juga harus disertai tindakan, sehingga muncul “iman yang berbeda”. Tuhan Yesus memberkati kita sekalian!

Tidak ada komentar: