14 Desember 2007

IMAN YANG MENGALAHKAN DUNIA

Warta Jemaat – Edisi 34/2007 GPdI Tiberias Bogor
Minggu, 09 September 2007


Ringkasan Khotbah Minggu, 02 September 2007
“IMAN YANG MENGALAHKAN DUNIA”
Ayat Pokok : I Yohanes 5 : 1 - 5
Oleh : Bpk. Pdt. R. Tim. Kastanya

Mengalahkan dunia artinya menang atas dunia oleh iman kita, hal ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan kekristenan kita sebagai orang-orang percaya. Alkitab mengatakan dengan jelas bahwa kita semua yang lahir dari Allah diberi jaminan oleh Allah untuk mengalahkan dunia, bukan dikalahkan oleh dunia (I Yohanes 5 : 4). Tetapi mengapa pada kenyataan kehidupan sering kita menjumpai adanya anak-anak Tuhan yang mengalami kekalahan? Sebuah ilustrasi berikut ini sebagai contoh orang yang seringkali mengalami kekalahan, yaitu dalam sekelompok anak-anak Tuhan ada suatu percakapan yang menarik dimana mereka menceritakan kepada Hamba Tuhan sebagai Bapak Gembalanya : “Kalau boleh Bapak Gembala doakan saya supaya saya dapat dipindahkan kerja”, sebab katanya : “ditempat saya bekerja itu, semua orang-orang yang ada disekeliling saya, semuanya belum bertobat, semuanya mereka masih kafir, bahkan tidak hanya kafir tetapi semuanya anak setan (bahasa yang lebih keras)”. Kalau kita simak dan teliti kalimat-kalimat yang dilontarkan oleh saudara kita ini, menunjukkan bahwa orang itu belum mendapatkan sebutan sebagai seorang pemenang, tetapi lihat seputar mereka mengalahkan anak Tuhan itu, artinya tempat dimana ia bekerja, ia tidak bisa memberkati orang-orang diseputar kehidupannya tetapi sebaliknya kalau boleh ia melarikan diri dari satu kenyataan ini.

I Yohanes 5 : 4 berkata : “sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita”. Kata kita pada ayat tersebut berarti lebih dari satu orang. Kita ini berbicara tentang persatuan atau persekutuan. Keluarga itu adalah berbicara tentang kita (lebih dari satu orang), keluarga itu harus memiliki persekutuan yang baik. Jika ada perkara-perkara yang sedang mengguncang persoalan kepala rumah tangga, kita ini harus bersatu, menggumuli permasalahan yang satu ini, sehingga kemenangan bisa kita raih, sebab persatuan iman kita dapat mengalahkan dunia. Jadi untuk dapat mengalahkan dunia kita harus memiliki iman yang benar, yaitu iman kepada Yesus Kristus, tidak ada yang lain. 3 nilai yang terdapat dalam iman kita kepada Yesus Kristus, yaitu:

1. Kurios (Tuhan yang Berkuasa)

Kita percaya dengan iman bahwa Tuhan Yesus Kristus yang berkuasa, artinya Dia sudah bangkit dari kubur, maut sudah dikalahkan, maut tidak berkuasa lagi atasNya dan kita menyembah Tuhan yang benar. Sebab itu inilah yang menjadi kebahagian orang yang percaya, yaitu Tuhan yang kita sembah dan muliakan adalah Allah yang hidup, Ia menjadi pemenang diatas segala-galanya baik kuasa kubur atau maut dengan bisanya sudah dikalahkanNya. Yang menjadi permasalahannya yaitu sudahkah kita menjadi sungguh-sungguh sebagai anak-anak ketebusanNya? Ayat 4 dalam 1 Yohanes 5 berkata yang lahir dari Allah prinsipnya menang, hal ini bukan berarti tidak ada pencobaan dan tantangan dalam kehidupan ini, tetapi pencobaan dan tantangan boleh dihadapi dengan kemenangan selalu diraihnya. Sebagai ilustrasi seseorang yang menang dari tantangan yaitu seorang remaja yang berani memberikan dirinya dengan posisi tidur terlentang pada suatu karpet untuk dibelai oleh gajah dalam suatu pertunjukan sirkus, ia tidak takut apabila gajah melukai dirinya karena ia percaya kepada sang pawang yang mengendalikan gajah tersebut yang mana sang pawang itu adalah ayah dari seorang remaja itu. Apabila kita serap dengan pelajaran tadi, dunia tempat kita berada penuh dengan berbagai tantangan, kesulitan, penderitaan, dan masalah kehidupan. Begitu kita bangun dari tidur, semuanya sudah siap mendatangi kita, baru saja kita menarik napas sedikit, masalah sudah mau bergaul dengan kita. Itulah dunia tempat kita hidup yang digambarkan oleh pemazmur seperti lembah pokok kertau (pokok yang berduri). Meskipun kenyataannya demikian, kita tidak perlu khawatir, karena diatas sang pawang itu adalah Yesus yang mengendalikan dunia kita berada. Kita harus tahu dan menyadari bahwa kita adalah anak Allah, maka kita dapat menjalani kehidupan ini dengan baik.

Bagaimana kita dapat menjadi anak Allah? Untuk dapat menjadi anak Allah kita harus mengalami kedekatan dengan Allah terlebih dahulu. Proses kedekatan dengan Allah untuk menjadi anak Allah dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu yang pertama kita harus percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita, kedua kita harus bertobat (hidup baru dengan meninggalkan kehidupan yang lama / karakter dunia), ketiga kita mengambil keputusan untuk mengalami baptisan air. Air yang menenggelamkan kita berbicara tentang kuburan, kehidupan yang lama itu dikubur (dimatikan / menyatu dengan kematian Yesus). Kenapa kita harus menyatu dengan kematian Yesus? Kita lihat waktu Yesus mati di kayu salib semua dosa manusia dipikul oleh Yesus, artinya semua kesalahan, dosa, dan karakter-karakter kita yang jelek yang semestinya mendapatkan penghukuman telah ditebus oleh Yesus. Dan setelah itu bagaimana kita mendapat kehidupan yang baru seperti yang terdapat dalam II korintus 5 : 17 ? Waktu kita keluar dari air, itu sama dengan kita keluar dari kuburan yang disebutkan mendapatkan kebangkitan (menyatu dengan kebangkitan Yesus). Yesus yang kita sembah sudah mengalahkan kubur dan maut (kematian), Dia sudah menjadi pemenang, kita menyatu dengan kebangkitan ini. Waktu kita bangun, keluar dari air, keluar dari kuburan, kita naik, disitulah dengan iman kita harus yakini bahwa kita sudah mendapatkan sebutan menjadi manusia ciptaan yang baru. Begitu kita keluar dari air, apakah kita harus hidup selebor lagi atau hidup dengan seenak lagi? Tidak, kalau dulu kita dipimpin oleh si iblis untuk melakukan hal-hal yang berlawan dengan kebenaran Firman Allah, tetapi setelah kita keluar dari air menerima sebutan manusia ciptaan yang baru (manusia ciptaan Allah), maka kita harus tetap berada dalam pimpinan daripada Firman dan tuntunan dari Roh Kudus. Kita akan mengalami satu pertumbuhan mengarah kepada manusia yang baru saja yang diberikan Allah kepada manusia, kemudian tuntunan Roh Kudus dan Firman akan membentuk karakternya. Saudara-saudara yang terkasih dalam Tuhan, kita juga perlu belajar dari pengalaman proses seekor ulat dalam kepompong. Sebelum menjadi kupu-kupu yang bagus dan terbang dengan indah, seekor ulat harus berada dalam kepompong terlebih dahulu untuk mengalami proses pembentukan yang sedemikan rupa sehingga menjadi seekor kupu-kupu. Seorang anak ketika menemukan kepompong, seringkali ia ingin mengetahui apa yang ada didalam kepompong itu dan jikalau ia sudah tahu ada ulat didalamnya ia ingin sekali membuka kepompong itu dengan harapan ulat yang ada didalam kepompong itu dapat hidup bebas, tetapi setelah anak itu merobek kepompong itu maka ulat yang ada dalam kepompong itu akhirnya mati. Begitu juga kegagalan-kegagalan sebagai anak-anak Allah adalah kita coba keluar daripada pembentukan / proses ini seperti ulat yang ada dalam kepompong sebelum waktunya ingin keluar. Ini merupakan masalah yang besar kalau kita paksakan keluar maka akan terjadi suatu kenyataan yang tidak bisa dihindari, kegagalan demi kegagalan. Tetapi kalau ulat itu diam, tetap berada dengan tenang, tunggu waktu, tunggu dan menerima dengan sabar proses yang terjadi dalam hidupnya, maka kita lihat satu hari ia akan melejit keluar, ia akan memamerkan sayapnya yang indah, ia akan menghirup udara yang segar, kemudian ia akan coba terbang dan terbang menjadi kupu-kupu yang indah. Mengapa kekristenan kita aromanya tidak enak? Karena kurang sabar dalam proses, kita tidak mau menunggu waktunya Allah, kita ingin sebagaimana yang kita ingini, seakan-akan waktunya Allah terlalu lama. Saya ingin adalah waktunya saya, waktunya saya begini dan begitu, maka tidak heran kita lihat banyak hal-hal yang tidak dikehendaki terjadi. Jadi kesabaran, kesetiaan, dan kerendahan hati selama dalam proses itu harus kita perhatikan dengan sebaik-baiknya, yaitu kita serahkan kepada Tuhan yang berkuasa itu benar-benar menguasai dan memproses kehidupan kita supaya kita boleh menjadi seturut kehendakNya.

2. Soter (Tuhan sebagai Juru Selamat)

Kita tahu bahwa Yesus dapat menyelamatkan diriNya dari cengkraman maut, itulah Dia yang menjamin setiap orang yang percaya, kalau kita punya iman dan fokus tertuju padaNya, maka kita lihat jaminan Allah akan terjadi dalam kehidupan orang-orang percaya, karena Dia adalah sebagai Tuhan Sang Penyelamat. Dengan berpegang pada tujuan, supaya semua dapat berjalan dengan baik, rencana Tuhan dinyatakan dalam kehidupan kita. Penyertaan Soter ini terjadi dalam kehidupan semua anak-anak Tuhan, yaitu Sang Penyelamat menyelamatkan kehidupan kita. Harus kita imani, bahwa bersama Yesus pasti kita akan selamat Bahkan kalau kita tetap percaya kepadaNya, jaminan untuk kita masuk didalam Kerajaan Sorga.

3. Eliuter (Tuhan sebagai Pembebas dari perhambaan dosa)

Artinya kita yang membebaskan kita dari perhambaan dosa, bukan hanya perhambaan dosa tetapi ikatan-ikatan dunia yang membelenggu kita. Contoh ikatan-ikatan dunia yang dapat membelenggu kita yaitu dapat melalui bisnis, karier, pendidikan, maupun sakit penyakit. Salah satunya contohnya dalam dunia bisnis, yaitu jika seseorang sudah dikalahkan dalam dunia bisnis, ia tidak memiliki waktu bagi Tuhan, untuk melayani Tuhan, dan berbakti kepada Tuhan, artinya orang itu sudah ditaklukkan oleh bisnis. Seringkali kita kalah dengan ikatan-ikatan seperti yang telah ditulis diatas, tetapi kalau kita percaya bahwa Tuhan itu Eliuter (Sang Pembebas), artinya kita diberi kesanggupan untuk membebaskan kita dari segala macam ikatan. Mengalahkan dunia artinya kita mampu mengalahkan sifat-sifat yang jelek (tidak baik) seperti menjelek-jelekkan orang lain, menyebar gosip, mengurusi urusan orang lain yang tidak ada sangkut paut dengan diri sendiri. Kalau kita bisa menundukkan hal itu, berarti kita dapat menjadi pemenang terhadap diri kita sendiri. Dalam segala upaya untuk meraih kemenangan ini, ingat Tuhan Curious, Tuhan Soter, dan Tuhan Eliuter ada bersama dengan kita. Allah ingin memproses kita, Alkitab berkata jika kita setia dalam perkara kecil artinya kita dapat mengatur yang kecil dengan tepat, maka Tuhan akan mempercayakan perkara yang besar.

Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua, AMIN!

Tidak ada komentar: